Sedekah Haruskah Menunggu Kaya

Nona (bukan nama sebenarnya), seorang wanita 35 tahun yang tinggal di wilayah kabupaten Kendal Berasal dari keluarga yang sederhana tetapi punya semangat berbagi yang tinggi. Setiap bulan Ramadhan Nona selalu menitipkan sedekah jariyah melalui KSPPS Bismillah. Nona pernah merantau menjadi buruh pabrik sepatu di Bekasi, dia juga pernah bekerja di sebuah warung makan di Semarang. Saat ini Nona bekerja di sebuah toko sembako di pasar. Sepintas tidak ada yang istimewa darinya, hanya seorang wanita sederhana. Tiap hari berangkat dan pulang kerja dengan berjalan kaki. Nona memilih menjadi diri sendiri daripada menuruti gengsi. Sejak bekerja di toko sembako Nona mulai menitipkan zakat, infaq dan shadaqoh ke KSPPS Bismillah. "Alhamdulillah sangat bersyukur sekarang punya penghasilan yang tetap tiap bulan, kalau ukuran banyak atau sedikit tentunya ukuran tiap orang pasti berbeda. Karena ketika hanya memikirkan urusan dunia saja tidak akan pernah merasa cukup. Saya sadar bahwa ada bagian hak orang lain yang membutuhkan. Dengan sedekah saya berharap akan jadi berkah dan bekal untuk hari esok di akhirat." Bulan Ramadhan kemarin Nona menitipkan sedekah sebesar satu juta rupiah. Jumlah yang tidak sedikit di tengah hiruk pikuk kebutuhan lebaran yang bersliweran. Apalagi untuk seorang penjaga toko di pasar. Nona memang mempersiapkan hal ini dengan menyisihkan uang yang disimpannya di KSPPS Bismillah. Berbanding terbalik dengan orang pada umumnya, yang mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan lebaran. Sedangkan porsi bersedekah menunggu nilai sisa dari anggaran. Begitulah Nona, dalam hidupnya yang sederhana dan jauh dari kata kecukupan apalagi kaya, Nona selalu mempersiapkan bersedekah lebih- lebih di bulan Ramadhan. Nona lebih mengutamakan bekal akhirat dan mengambil haknya di dunia secukupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *