Written by Admin at 2017-07-26 14:08:25.
Apa jadinya jika ada seorang laki-laki jatuh cinta kepada seorang wanita. Tentunya segala hal akan diupayakan demi menyenangkan wanita pujaannya. Ia mungkin akan mengorbankan apa saja asalkan kekasihnya bahagia. Biasanya orang seperti ini akan mengatakan “ badai kan ku hadapi, gunung tinggi kan ku daki, lautan kan ku seberangi, atau bahkan dia akan mengatakan “tai kucing rasa coklat” dan lain sebagainya . Semua ungkapan itu akan mudah terucap dari mulutnya, ketika dia sedang di mabuk cinta, seseorang kadang bisa lupa diri.
Setiap orang akan selalu mempersembahkan yang terbaik bagi kekasihnya. Bahkan, tidak sedikit yang berkorban –meskipun terkadang tidak rasional– sesuai dengan yang diminta oleh sang kekasih. Ketulusan yang dilandasi cinta yang ikhlas, membuahkan pengorbanan yang sempurna. Keihklasan untuk berkorban, seharusnya dilakukan pula kepada Allah SWT, Tuhan yang menciptakan seluruh makhluk. Setiap yang disyariatkan-Nya, sudah seharusnya dilakukan dengan ikhlas. Perintah menyembelih hawan qurban pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik, seharusnya dilakukan sesuai petunjuk kekasihNya, Rasulullah SAW.
Untuk urusan dalam berkurban, kita dapat mengambil pelajaran dari salah satu putera nabi Adam as, yaitu Habil. Sejarah menceritakan, nabi Allah Adam as memerintahkan kepada puteranya Habil dan Qabil untuk berkurban kepada Allah SWT. Perintah ini di dasari atas dua hal, yang pertama karena kekayaan yang telah dimiliki oleh mereka dan sebagai isyarat siapa diantara keduanya yang diterima amalnya oleh Allah SWT dan boleh meminang pasangan kembar mereka. Qabil meminang Labuda dan Habil meminang Iqlima. Pada saat itu Qabil berprofesi sebagai petani, sedangkan Habil berprofesi sebagai peternak. Qabil berkurban dengan hasil pertaniannya dan Habil berkurban dengan hewan ternaknya.
Persembahan Terbaik
Alqur’an menceritakan, Qabil dan Habil mempunyai sifat yang berbeda. Habil berqurban dengan tulus ikhlas. Ia memilih domba yang gemuk dan sehat, sementara Qabil memilih buah-buahan hasil pertaniannya yang busuk. Ketika keduanya melaksanakan kurban, ternyata yang diterima Allah adalah kurban domba yang dikeluarkan Habil, sementara buah-buahan kurban Qabil tetap utuh, tidak diterima Allah SWT. Karena dengki, akhirnya Qabil membunuh Habil.
Allah SWT berfirman : Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (QS. Al Maidah / 5 : 27).
Kisah kurban Habil dan Qabil ini, seharusnya menjadi bahan evaluasi kita. Bisa jadi, kita pernah berperilaku seperti Qabil saat berqurban, padahal mampu membeli hewan yang gemuk dan sehat tetapi kita mempersembahkan jauh dibawah standar kemampuan kita. Sebaliknya, hanya sedikit yang seperti Habil. Karena itu, jangan pernah ragu untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Allah SWT, karena qurban adalah bukti cinta sesungguhnya.
Continue Reading